Jumat, 27 April 2012

Cerpen Siswa Kelas X TP 2011/2012

DIRIMU ATAU DIRINYA
Karya : Nuri Retnoasih



Pagi yang indah, mentari terbangun dan membuka mata indahnya menyinari seluruh alam. Membuka hari baru mengawali segala sensasi dalam kehidupanku … !!!
Seperti biasa, setiap pagi aku harus bersiap-siap mandi untuk berangkat sekolah. Kebetulan ini adalah hari Senin … hari pertama aku berangkat sekolah lagi setelah libur hari Minggu kemarin. Aku harus berangkat lebih awal, karena ada upacara bendera yang rutin dilaksanakan setiap hari Senin.
Entah mengapa
tidak biasanya aku malah bangun kesiangan sehingga aku gugup dan cepat-cepat ke kamar mandi walau akhirnya ga sempat mandi juga. Setelah semua selesai, aku lalu pamit sama orang tua dan langsung berangkat. Karena rumah aku memang di desa jadi aku harus jalan kaki terlebih dahulu agar sampai di jalan raya. Tanpa berpikir panjang aku lari secepat mungkin … kebetulan banget nih, baru sampai di pinggir jalan ada sosok laki-laki yang sepertinya ga asing lagi wajahnya menawarkan tumpangan ke aku. Dia adalah Tito teman sekelasku, aku langsung mau ikut berangkat dengan dia.
Setibanya di sekolah ternyata aku dan Tito udah telat, kami ga diijinkan masuk sama Pak Satpam. kami berfikir mencari ide bagaimana cara agar dibolehin masuk, akhirnya kami memutuskan merayu Pak Satpam dan kami pun akhirnya boleh masuk. Emang sih aku sama Tito tetep aja dihukum berdiri di lapangan bahkan sampai pelajaran selesai.
“(Kalau tau begini, mending tadi langsung pulang aja kali ya …???)”, berbisik dalam hariku.
Mencoba menghibur, Tito berkata kepadaku, “Retno, ternyata asik juga ya bisa beduaan di lapangan gini …”.
“Asik … Apanya yang asik sih, dah jelas dihukum kayak gini, tuh ada ga ada asiknya .. ! Yang ada panas, capek                  tau … !!!!” jawabku sambil kuusap keringat yang mengalir di kening ini.
Hari semakin siang, matahari terasa berada di atas ubun-ubunku, kakiku gemetar, kepalaku pusing, dan semua yang terlihat seakan berputar-putar, suara Tito yang asih nyrocos lama-kelamaan lirih hingga tak terdengar sedikitpun oleh telingaku. Gubrakk … !!!
Aku tak sadarkan diri, tak tahu apa lagi yang terjadi saat itu. Beberapa waktu kemudian prelahan kubuka kelopak mata ini, ku pandang ruangan ini.
Aneh … kenapa ada seorang laki-laki yang menggenggam erat tangan ini lalu bertanya,”Kamu sudah sadar Retno, ini aku Tito … kamu ga papa kan ?”
Aku semakin bingung dan berbalik tanya sama dia,”Emang aku kenapa sih, kok tiba-tiba ada di sini, bukannya ini UKS ?”
Sambil mendekat, Tito menjawab,”Barusan kamu pingsan di lapangan …”
“Pingsan … !!!” jawabku terkejut.
Aku terkejut sambil bergegas bangun dan duduk dari baringanku. Tanpa              sadar Tito masih tetap menggenggam tangan ini yang membuat aku tersenyum, berbisik dalam hati, “(Kenapa yah Tito masih tetap pegang tangan aku, jangan-jangan …)”
Masik asik bengong, bertanya-tanya dalam hati tiba-tiba Tito semakin mendekat, bahkan semakin erat ia menggenggam kedua tangan ini lalu berkata,”Aku sayang bangett sama kamu … dari pertama bertemu aku udah ngrasa ada yang beda dari pancaran wajah manismu. Kamu mau ga jadi pacar           aku ?”
Sambil melepas genggaman tangannya aku lari keluar, tapi Tito berhasil mengejar lalu menarik tanganku dan berkata,”I LOVE YOU”.
Semua teman-teman yang ada di situ sontak terkejut, bahkan bersorak, berkata agar aku menerima ungkapan dari Tito. Mereka mungkin ga tau kalau aku udah punya cowo, itu karena aku ga pernah cerita dan cowokku juga ga sekolah di sini. Tapi aku juga suka sama Tito, begitu pula dengan pacarku yang lebih dulu hadir menghiasi hidupku. Akhirnya dengan tersipu malu aku menjawab,”I LOVE YOU TO”.
Aku dan Tito resmi jadian, dengan pergi ke WC aku bertanya-tanya pada diri sendiri sambil menatap kembaranku di kaca.
“Apakah ini kenyataan atau hanya mimpi …?”
Tet … tet … !!! Bel berakhirnya pelajaran tak terasa telah usai. Aku bergegas pulang bareng Tito. Setelah beberapa menit aku sampai ke rumah, tapi aku benar-benar terkejut karena di depan rumahku ada seseorang yang langsung menatapku tajam … ternyata dia pacarku yang lain. Sebelum kenal Tito aku sudah terlebih dulu kenal Hari dan menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman. Aku merasa sangat bingung dengan keadaan saat ini, tanpa buang-buang waktu lalu aku suruh Tito pulang sambil berbisik,”Dia kakaku …!!”
Tak lama kemudian Tito pergi, dan aku berpikir apa yang harsu aku katakan pada Hari setelah dia melihatku sama cowo lain. Belum aku berbicara sepatah katapun, Hari mendekatiku sambil bertanya.
“Enak ya, pulang ada yang anterin, apalagi sama cowo cakep … yang pasti itu bukan aku … !!”
Dengan terbata-bata aku berusaha menenangkan hatinya yang sudah mulai marah menyala.
“Ka … kamu ngomong apa sih yang, mana ada cowo lain … tentunya cuma kamulah di hatiku … itu kan Cuma teman sekelas yang kebetulan pulang satu arah, jadi aku nebeng”.
Aku ajak dia ke                 rumah, memberinya suguhan secangkir teh manis dan roti kering alakadarnya. Sedang asik ngobrol terdengar deringan ponsel dari sakuk ku. Ada SMS dari Tito yang isinya “(Dah makan lum yank …?)”
Aku bingung harus bales apa, soalnya Hari pelototin terus sih … jadi aku bales singkat aja cukup “dah”. Beberapa saat setelah itu Hari pamit pulang, seperti  biasa dengan mengecup keningku dulu penuh kasih sayang.
“Aku pulang dulu ya Yang. Tapi untuk satu minggu ini aku ga bisa ketemuan dulu ya, soalnya aku harus pulang sore terus karena ada les di sekolahku”.
Sambil tersenyum aku menganggukkan kepala.
Satu minggu berlalu, hari Minggu tiba … Seperti biasa aku dan kedua orang tuaku mambagi tugas untuk membersihkan rumah sebelum mereka berangkat kerja. Setelah semua selesai, kedua orang tuaku yang sudah berangkat kerja masing-masing, aku baru mandi lalu sarapan. Lagi enak sarapan sambil nonton tivi, ada telfon dari Hari. Dia bilang mau main ke rumah. Karena aku ga ngrasa ada janji sama yang lain jadi aku bolehin dia main ke sini. Tanpa aku sadar ternyata dia udah ada di depan rumah  menunggu aku membuka pintu untuknya. Segera ku buka pintu rumah dan mempersilahkannya untuk masuk. Tanpa ragu Hari langsung menuju ke ruang tengah untuk nonton tivi, aku Cuma tersenyum sama sekali gak heran karena dia emang dia udah sering banget main ke sini. Tak sadar aku terlelap tidur di pangkuannya, tapi tiba-tiba aku terbangun terkejut sambil melotot, aku pikir ada gempa yang membuat badanku tergoyang-goyang !! Ternyata Hari yang membangunkanku, saking sebelnya aku berkata,”Kenapa sing Yang, ga bisa pelan-pelan apa baguninnya … ???”
Bukannya minta maaf, Hari malah mendorong dan membentak …
“Siapa dia … selingkuhamu ??”
Tiba-tiba Tito muncul di hadapanku, dia juga terlihat sangat marah setelah tau kalau Hari juga pacarku. Mungkin Hari yang udah memberitahunya saat aku masih tertidur … ?  Aku bingung, apa yang harus aku lakuin sekarang, aku cima bisa nangis sambil minta maaf sama Hari dan Tito. Aku tahu apa yang aku lakuin emang salah, tapi aku bingung karena mereka sama-sama baik dan nrima aku apa adanya. Aku ga tahu harus pilih yang mana, dirimu atau dirinya …. ???


Tidak ada komentar:

Posting Komentar