Jumat, 27 April 2012

Cerpen Siswa Kelas X TP 2011/2012


KEPOMPONG
By Indri Oka Rizqi P.



Embun pagi membasahi perkotaan yang ramai dan indah dengan gedung-gedung yang menjulang tinggi di sana-sini. Itu pertanda pagi datang membuka hari-hari yang kemarin kusam menjadi hari yang bersih kembali.
Pagi itu menyapa sekolah yang elit dan megah di kota tersebut. Sekolah itu adalah SMA 50. SMA 50 sangatlah terkenal dan dikagumi oleh orang-orang, karena SMA 50 adalah sekolah kumpulan orang-orang berduit. Sekolah ini juga terdapat Geng yang sangat dikagumi oleh anak-anak  SMA 50. Soalnya geng ini adalah kumpulan anak-anak yang keren dan berduit. Cewe-cewe di SMA 50 banyak yang tergila-gila dengan geng itu, tetapi sayangnya anak geng itu tidak ada yang berminat dengan rayuan-rayuan cewe-cewe SMA 50. Mereka menganggapnya biasa-biasa saja. Geng ini bernama BOGAS yang terdiri dari Beni, Onci, Gilang, Adrian dan Sifa. Geng ini kelas 3 IPA.
Suatu pagi di kelas 3 IPA sangat ribut dengan canda tawa anak-anak kelas 3 IPA yaitu tepatnya kelas Geng BOGAS. Bel masuk berbunyi, Bu Sinta masuk kelas sambil membawa murid baru. Bu Sinta memberikan kesempatan murid baru itu untuk memperkenalkan diri. Murid baru itu bernama Tata. Tata ini pindahan dari Medan. Setelah selesai memperkenalkan diri, Bu Sinta mempersilahkan Tata duduk di samping Dina. Mereka saling berkenalan dan pelajaran dimulai. Setelah beberapa jam pelajaran, bel istirahat berbunyi. Dina mengajak Tata untuk pergi ke perpustakaan.
“Ta, kita ke perpus yuk ?” ajak Dina.
“Ya, ayo Din”, jawab Tata.
Pada saat Dina dan Tata akan keluar kelas, di depan pintu Geng BOGAS sudah menunggu mereka berdua.
“Kalian mau ngapain, minggir-minggir”, tanya Dina.
“Ih sewot banget sih lo Din ?” jawab Onci dan Sifa.
“Hai Din, jangan sewot deh. Kita tuh engga butuh lu tapi butuh yang di samping lu. Coz bos gue mau kenalan”, jawab Beni dan Adria.
“Emang kalian engga denger apa, tadi tuh dan kenalin diri tau di depan kelas, namanya Tata. Puas …” (Dina sambil menabrak Beni).
Akhirnya Dina dan Tata keluar kelas dan langsung menuju ke perpustakaan. Di perpustakaan Dina dan Tata membaca buku tentang Biologi. Setelah beberapa menit membaca, bel masuk berbunyi. Dina dan Tata berlari-lari untuk masuk kelas. Pelajaran Matematika dimulai, Bu Rima memberikan tugas kelompok dan kelompoknya memilih sendiri-sendiri.
“Ta, kenalin aku Gilang. Kamu mau engga bareng        aku ?” (sambil mendekat).
“Em … maaf ya, aku udah sama Dina, engga marah kan ?” (sambil tersenyum).
“Oh … enggak koh .. “ jawab Gilang.
Sebenarnya didalam hati Gilang marah banget dengan jawaban Tata tadi, tapi Gilang tetap sabar karena sebenarnya Gilang suka sama Tata saat pertama melihatnya. Tiba bel pulang. Dina dan Tata pulang bareng untuk mengerjakan tugas Matematika di rumah Dina. Setelah sampai rumah, Dina dan Tata langsung mengerjakan tugas. Setelah selesai, Dina mengambilkan minum dan makanan. Lagi enak makan dan minum, sambil bercanda-canda tiba-tiba ada yang menelpon Tata yaitu Bokapnya. Tata disuruh pulang karena sudah sore. Tata berpamitan pulang. Setelah sampai rumah, Tata langsung mandi, selesai mandi Tata dipanggil Mama untuk makan malam. Mama dan Ayah bertanya tentang Tata pertama kali masuk sekolah di               SMA 50.
“Gimana Ta di sekolah SMA 50 ?” tanya Mama.
“Anaknya asyik-asyik dan baik-baik”, jawab Tata.
“Tapi awas yang, jangan pacaran dulu, belajar yang pintar”, sambung Ayah.
“Iya tuh Ta, dengerin ayah bilang”, sambung Mama.
“Iyah, Mama, Ayah”, jawab Tata.
Selesai makan dan berbincang-bincang, Tata pergi ke kamar untuk belajar. Setelah belajar Tata tiduran, tiba-tiba teringat Gilang. Didalam hati bilang, kenapa dia tiba-tiba teringat Gilang. Sedang teringat-ingat ama Gilang, hingga akhirnya Tata ketiduran. Pagi pun tiba, Tata bangun untuk siap-siap ke sekolah. Setelah semua siap, Tata berangkat sekolah. Sampai di sekolah, Tata sudah ditunggu Gilang di depan pintu. Katanya mau bilang sesuatu. Tapi pada saat Gilang akan bilang sesuatu, Dina mendekati Tata dan mengajak Tata masuk kelas. Gilang engga jadi bilang karena ada Dina. Hingga beberapa minggu kemudian waktu Tata sedang duduk sendirian di taman, Gilang mendekatinya untuk bilang sesuatu.
“Oh, ya Ta. Aku mau bilang sesuatu nih”, kata Gilang.
“Mau bilang apah ?” tanya Tata.
“Kamu mau engga, jadi cewe aku. Kamu engga jawab sekarang juga engga papa kok. Besok di tempat ini lagi”, kata Gilang.
Tata langsung pergi meninggalkan Gilang karena kaget mendengar perkataan Gilang tadi. Tapi jantung Tata berdetak kencang, Tata bingung apa ini yang dinamakan cinta. Dia bingung akan menerima cinta Gilang atau tidak, tapi hatinya bilang ya. Tata pulang. Di rumah Tata bingung.
Pagi harinya Gilang menunggu Tata di taman untuk mendengar jawabnya. Dan jawaban Tata ya, Gilang senang banget mendengarnya. hari itu mereka resmi jadian, tapi Dina tidak mengetahui Tata udah jadian dengan Gilang. Beberapa minggu terakhir ini mereka sangat akrab, hingga Dina curiga dengan Tata kenapa bisa akrab banget sama Gilang. Akrab-akrabnya seperti orang pacaran.
“Ta, aku mau tanya sama kamu. Kamu udah jadian dengan Gilang ?” tanya Dina.
“Ah .. kamun Din. Bilang apah che, engga lah”, jawab Tata.
“Jujurlah Ta. Aku udah tau koh keakraban kalian seperti pacaran”, kata Dina.
“Iya, iya aku jujur, aku jadian ama Gilang. Mang kenapa ?” jawab Tata.
“Kenapa kamu engga bilang kalo kamu jadian ma Gilang. Kamu tau engga, Gilang tuh anak engga baik. Dia penghianat, kamu juga baru kenal beberapa bulan”, sambil membenatak.
“Din, kamu jangan fitnah yah. Aku juga kan baru kenal kamu beberapa bulan sama kaya Gilang kan”, jawab Tata.
“Iya, aku tau kamu baru kenal aku beberapa bulan. Tapi kan kamu selama itu deket ma aku daripada ma Gilang ?” jawab Dina.
Mereka bertengkar gara-gara Dina fitnah Gilang, katanya Gilang penghianat. Beberapa minggu kejadian itu, Tata pergi ke mall menemani mamanya berbelanja. Di kejauhan Tata melihat Gilang dengan perempuan lain sedang bergandengan tangan dan berjalan bareng dengan mesranya. Tata sangat kecewa banget melihat itu semua, dan Tata sangat bersalah banget sama Dina. Karena engga mempercayainya. Sehabis dari mall, Tata langsung ke rumah Dina dan memeluk Dina sambil menangis.
“Din, aku minta maaf banget. Aku engga percaya sama kamu. Ternyata benar, Gilang penghianat. Tadi aku melihat Gilang menggandeng cewe dengan mesra”, sambil menangis.
“Ya, aku dah maafin kamu kok, sabar ya ?” jawab Dina.
Tata sekarang masih kecewa banget, kenapa engga percaya sama Dina teman dekatnya walaupun baru kenal beberapa bulan. Malah percaya sama Gilang yang bukan teman dekatnya. Tata merenung kejadian yang telah menimpa padanya. Walaupun berteman baru beberapa bulan, tapi Dina seperti sahabat bagai KEPOMPONG.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar